20 September 2019

SEBOTOL AIR PEMBUKA CERITA

Santai sejenak (dok. pribadi)

Pukul 17:lewat Wita, waktu jam versi smartphone saya dan motor telah siap untuk menemani perjalan sore ini. Menurut perkiraan cuaca BMKG dan aplikasi di handphone tidak ada peluang hujan sore sampai malam hari ini. Jadi perjalanan kali ini tidak perlu ada rasa was-was akan terjadinya hujan. Seperti biasa, rutenya Gunung tembak-Samboja dan berakhir di Samarinda. Kelengkapan surat motor dicek, kemudian pemeriksaan dari mulai tekanan angin di kedua ban, rem  sampai volume bahan bakar tidak lupa selalu menjadi rutinitas pemeriksaan sebelum berangkat jauh, karena jarak yang akan di tempuh lebih dari 100Km jauhnya.

Beberapa hari belakangan ini kondisi daerah sekitar Kalimantan Timur memang cukup panas dan mulai berasap dibeberapa daerahnya, asap yang sudah mulai nampak beberapa hari ini membuat mata perih ketika melakukan perjalanan, apalagi jika tidak memakai pelindung yang lumayan bagus. Nafas agak terasa berat dan selalu merasa haus. Biar pun kondisi masih seperti ini toh perjalanan rutin tetap harus dilakukan, karena ini adalah bagian dari tugas dan terjadwal tetap dalam setiap minggunya.
                
Perjalanan sore ini masih sama rutenya seperti perjalanan yang kemarinnya, rutenya bahkan saya sampai hafal, posisi letak tikungan dan bahkan daerah mana saja yang agak rusak jalannya. Tempat persinggahan untuk istirahat pun selalu sama, kalau tidak warung di pingir jalan atau di spbu yang berada di beberapa titik jalan.

Spbu yang menjadi langganan ternyata tutup kantinnya, sudah sekitar semingguan ini kantin tersebut tutup. Saya malas mencari tahu mengapa kantin spbu tersebut tutup, karena itu bagian dari tanggung jawab manajemen pengelolanya. Spbu ini menjadi langganan saya karena selain spbu ini telah berusia cukup lama hampir semua karyawannya pun sudah tidak asing lagi wajahnya. Jika ada yang terasa asing bisa jadi dia adalah karyawan baru di spbu itu.           
                               
Warung kai adalah opsi terbaik lainnya juga untuk singgah, posisinya berada di pertengahan jalan antara Gunung tembak-Samarinda, selain berada di kisaran pertengahan KM 50an, pemiliknya  pun sudah cukup kenal. Saya singgah sebentar untuk mendinginkan mesin motor sembari menikmati segelas kopi hitam agak pahit dan sepotong roti kecil. Biasanya butuh waktu 20-40 menit waktu yang saya sisihkan untuk beristirahat di warung-warung pingir jalan selama ini. Bahkan kadang lebih jika saya menemui kawan yang asik buat mengobrol di warung yang saya singgahi, karena bagi saya ada nilai tersendiri ketika bisa berkenalan dengan orang baru dan juga mendengarkan kisah-kisah mereka. Toh pada dasarnya orang akan senang untuk didengarkan cerita perjalanan hidupnya bahkan terkadang ada juga yang sampai menceritakan keluh kesahnya selama hidupnya lalu ada pula yang sampai mengeluhkan kebijakan presiden, kadang aku cuma tersenyum dan mencoba menjadi pendengar yang baik saja.
                
Oke mari kita lanjut.  Setelah santai sejenak ngopi dan mengganjal isi perut dengan sepotong roti, perjalanan di lanjutkan kembali. Tapi ketika dalam perjalanan pulang kali ini sepertinya pencernaan saya bermasalah, beberapa hari ini memang pencernaan saya sedang mangalami sedikit gangguan. Hal ini harus di tuntaskan, karena yang akan saya jumpai tinggal beberapa Km lagi di depan. Kalau sudah seperti ini biasanya yang saya  lakukan hanyalah berharap, berharap tekanan dari dalam perut ini tidak terlalu kuat. Hehehe…
                
Motor terparkir di tempat yang memang sudah disediakan tempatnya. Melepas semua aksesori perlengkapan selama perjalan terus langsung ke kamar kecil yang berada tepat di belakang gedung komplek spbu ini. Di komplek gedung spbu ini berderet  bangunan seperti tempat karyawan, minimarket, kafe serta tempat ibadah bagi konsumen spbu maupun para pejalan yang hendak singgah untuk istirahat, ibadah atau pun lainnya, seperti saya kali ini.
                
Masuk ke dalam minimarket untuk membeli dua botol air dalam kemasan kemudian satu botolnya saya berikan kepada pakle salome yang berada di dekat saya duduk, terima dengan senyuman sambil mengucapkan terimakasih. Dalam perjalan tidak jarang juga kita mendapatkan hal yang sama, selain mendapatkan teman ngobrol tak jarang teman ngobrol tersebut yang akan membayarkan segelas kopi yang kita minum. Saling membeli juga saling membelikan, sebenarnya sama aja ini kalimatnya.
                
Pakle penjual salome ini menjadi teman mengobrol singkat saya kali ini, apakah karena sebotol air mineral sehingga dia mau mengobrol dengan saya atau kah dia pikir dari pada dia sendiri sambil menunggu orang singgah di spbu dan membeli dagangannya. Selain menanyakan soal asap selama kita mengobrol santai dia membahas soal perpindahan ibukota, lalu menceritakan  bahwa dia mempunyai sebidang tanah yang cukup untuk membuat sebuah rumah di daerah yang diisukan akan menjadi ibukota tersebut. Sesekali dia tersenyum dan mengatakan sebuah penyesalan ketika dulu kala pernah ditawari sebidang tanah ukuran yang cukup luas dengan harga yang masih sangat murah di saat itu.
                
Ibukota baru, memang isu ini menjadi top trending. Setelah Presiden mengumumkan rencana pemindahan ibukota  pemerintahan ke Kalimantan Timur, otomatis  pembahasan warga sekitar sini berkisar diisu pemindahan ibukota dan juga jual beli tanah pastinya. Beberapa issue yang berkembang bahkan menjadi liar soal naiknya harga tanah yang sangat tinggi, menjamurnya makelar tanah yang masuk ke daerah-daerah yang disebut-sebut sebagai pusat ibukota pemerintahan baru nantinya, bahkan sampai menggosipkan masalah penggundulan hutan bahkan sampai isu tenaga kerja ketika proyek pemindahan ibukota benar-benar terwujud.
                
Kesimpulannya dia merasa senang-senang saja dengan rencana pemindahan ibukota pemerintahan ke Kalimantan Timur ini, akan ada banyak peluang kelak yang bisa di dapatkan dari hal tersebut. Dan akhirnya saya pun mohon izin dan menyudahi obralan yang tak begitu lama ini, karena melihat jam sudah melewati pukul 20:an. 
                
Terimakasih pakle  salome untuk obrolan singkat kali ini, bisa jadi besok-besok akan kembali bertemu dengannya jika saya kelak singgah di spbu ini, karena biasanya dia berjualan saat hari mulai malam sampai spbu ini tutup.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar