Ini kali pertama saya kembali menulis di blog ini, tahun telah berubah dari
segi angka tapi semangat tetap pada hitungan dan hampir sama dengan tahun-tahun
kemarin. Di awal tahun memang saya sengaja tidak melakukan ritual-ritual
seperti kebanyakan manusia sosial media
pada umumnya, yaitu menuliskan pengharapan di tahun yang baru. Januari adalah
bulan yang tidak ada sama sekali saya menuliskan sebuah catatan di blog ini. Padahal
dalam hati berharap akan ada selalu catatan untuk mengisi blog ini. Loh bukannya
ini juga bagian dari harapan di tahun baru.
Januari ternyata begitu cepat berlalu, banyak keinginan sebenarnya yang
disusun diakhir tahun lalu, ada niat buat aktif kembali berolahraga seperti
postingan di sosial media saya, ada keinginan untuk lebih dan lebih lagi dalam
beberapa hal. Pastinya tulisan malam ini juga adalah bagian dari sebuah catatan
di awal tahun bagi blog ini.
Selepas menghabiskan waktu untuk mengobrol di sebuah warung kecil pinggir
jalan sembari menyeruput kopi dan milo hangat terbersit untuk kembali membuat
sebuah catatan dalam blog ini, berharap sebagai awal yang bagus bagi isi blog
ini kelak.
Ternyata membuat sebuah komitmen itu memang berat, padahal komitmen
tersebut khususan bagi diri sendiri. Apalagi membuat komitmen dengan orang lain
diluar diri pribadi, pasti lebih sulit. Menulis sebuah catatan dalam beberapa
ratus kata harus diniatkan lebih dari sebulan lamanya. Betul kata orang-orang
yang telah mampu membuat beberapa tulisan dalam waktu seminggu “menulis saja
apa yang bisa kamu tulis.”
Bebrapa waktu lalu saya mengikuti kegiatan literasi di akhir pekan disebuah
tempat yang begitu nyaman. Dari bincang literasi sang penulis mengatakan bahwa
menulis adalah hasil dari kegiatan membaca, semakin banyak yang kamu baca maka
akan memudahkan dalam proses kepenulisan. Beliau adalah seorang penulis yang
sangat terkenal di provinsi ini, bahkan beberapa cerpennya dia tuliskan hanya
melalui telepon pintarnya sembari mengisi waktu kosong. Dalam acara tersebut
hadir pula seorang penulis muda yang memilih tema sejarah sebagai bahan
tulisannya, bahkan lewat tulisannya telah menghasilkan beberapa buku yang yang
cukup bagus untuk dijadikan bahan referensi dalam hal kesejarahan di daerah
ini.
Menulis atau memuat catatan ringan adalah sebuah pekerjaan yang berat
ternyata, butuh banyak kosakata yang harus di kuasai termasuk tehnik
kepenulisan biar menghasilkan sebuah tulisan yang enak dibaca. Bahan dasarnya
memang harus lebih banayak membaca. Bahan bacaan yang bagus dan bermutu akan
lambat laun mempengaruhi isi dari sebuah tulisan yang kita buat.
Kembali pada catatan di blog malam ini, mencoba kembali membuat sebuah
catatan biar blog ini tidak berdebu atau istilah kasarnya di sarangin
laba-laba. Saya sering memberi semangat pada siswa saya untuk membuat sebuah
tulisan yang mereka senangi karena itu akan
menjadi cikal bakal mereka untuk dapat terus membuat sebuah tulisan yang bagus.
Betapa mulianya saya kan, tapi ternyata saya sendiri malam untuk membuat sebuah
tulisan sangat kesulitan, biar pun itu hanya sebuah catatan ringan terhadap
sebuah hal yang saya alami dalam keseharian. Justru siswa saya ada yang telah
rajin menulis lewat blog pribadi mereka atau pada sebuah saluran aplikasi
menulis di sosial media. Rasa bangga pastinya,...tapi tunggu dulu yang harusnya
bangga adalah mereka, karena mampu berubah dari sekedar menuliskan basa-basi status alay di sosial media menjadi
tulisan-tulisan yang mereka senangi.
Catatan malam ini saya buat sebagai penyemangat dalam memulai kembali belajar menulis saya di
tahun ini, apakah ini terlambat sebagai
pengharapan di awal tahun ini.
Biar waktu yang akan mengujinya. Karena konsistensi adlah pekerjaan paling
berat di dunia, ini kata saya untuk mebuat sebuah alasan atas kemalasan saya. Sekian
(Gutem-0220)