03 Februari 2020

Catatan Ringan (bukan) Pemalas


doc. pribadi
Ini kali pertama saya kembali menulis di blog ini, tahun telah berubah dari segi angka tapi semangat tetap pada hitungan dan hampir sama dengan tahun-tahun kemarin. Di awal tahun memang saya sengaja tidak melakukan ritual-ritual seperti  kebanyakan manusia sosial media pada umumnya, yaitu menuliskan pengharapan di tahun yang baru. Januari adalah bulan yang tidak ada sama sekali saya menuliskan sebuah catatan di blog ini. Padahal dalam hati berharap akan ada selalu catatan untuk mengisi blog ini. Loh bukannya ini juga bagian dari harapan di tahun baru.
Januari ternyata begitu cepat berlalu, banyak keinginan sebenarnya yang disusun diakhir tahun lalu, ada niat buat aktif kembali berolahraga seperti postingan di sosial media saya, ada keinginan untuk lebih dan lebih lagi dalam beberapa hal. Pastinya tulisan malam ini juga adalah bagian dari sebuah catatan di awal tahun bagi blog ini.
Selepas menghabiskan waktu untuk mengobrol di sebuah warung kecil pinggir jalan sembari menyeruput kopi dan milo hangat terbersit untuk kembali membuat sebuah catatan dalam blog ini, berharap sebagai awal yang bagus bagi isi blog ini kelak.
Ternyata membuat sebuah komitmen itu memang berat, padahal komitmen tersebut khususan bagi diri sendiri. Apalagi membuat komitmen dengan orang lain diluar diri pribadi, pasti lebih sulit. Menulis sebuah catatan dalam beberapa ratus kata harus diniatkan lebih dari sebulan lamanya. Betul kata orang-orang yang telah mampu membuat beberapa tulisan dalam waktu seminggu “menulis saja apa yang bisa kamu tulis.”
Bebrapa waktu lalu saya mengikuti kegiatan literasi di akhir pekan disebuah tempat yang begitu nyaman. Dari bincang literasi sang penulis mengatakan bahwa menulis adalah hasil dari kegiatan membaca, semakin banyak yang kamu baca maka akan memudahkan dalam proses kepenulisan. Beliau adalah seorang penulis yang sangat terkenal di provinsi ini, bahkan beberapa cerpennya dia tuliskan hanya melalui telepon pintarnya sembari mengisi waktu kosong. Dalam acara tersebut hadir pula seorang penulis muda yang memilih tema sejarah sebagai bahan tulisannya, bahkan lewat tulisannya telah menghasilkan beberapa buku yang yang cukup bagus untuk dijadikan bahan referensi dalam hal kesejarahan di daerah ini.
Menulis atau memuat catatan ringan adalah sebuah pekerjaan yang berat ternyata, butuh banyak kosakata yang harus di kuasai termasuk tehnik kepenulisan biar menghasilkan sebuah tulisan yang enak dibaca. Bahan dasarnya memang harus lebih banayak membaca. Bahan bacaan yang bagus dan bermutu akan lambat laun mempengaruhi isi dari sebuah tulisan yang kita buat.
Kembali pada catatan di blog malam ini, mencoba kembali membuat sebuah catatan biar blog ini tidak berdebu atau istilah kasarnya di sarangin laba-laba. Saya sering memberi semangat pada siswa saya untuk membuat sebuah tulisan yang mereka senangi  karena itu akan menjadi cikal bakal mereka untuk dapat terus membuat sebuah tulisan yang bagus. Betapa mulianya saya kan, tapi ternyata saya sendiri malam untuk membuat sebuah tulisan sangat kesulitan, biar pun itu hanya sebuah catatan ringan terhadap sebuah hal yang saya alami dalam keseharian. Justru siswa saya ada yang telah rajin menulis lewat blog pribadi mereka atau pada sebuah saluran aplikasi menulis di sosial media. Rasa bangga pastinya,...tapi tunggu dulu yang harusnya bangga adalah mereka, karena mampu berubah dari sekedar menuliskan basa-basi  status alay di sosial media menjadi tulisan-tulisan yang mereka senangi.
Catatan malam ini saya buat sebagai penyemangat  dalam memulai kembali belajar menulis saya di tahun ini, apakah ini terlambat  sebagai pengharapan di awal tahun ini.
Biar waktu yang akan mengujinya. Karena konsistensi adlah pekerjaan paling berat di dunia, ini kata saya untuk mebuat sebuah alasan atas kemalasan saya. Sekian (Gutem-0220)