23 Juli 2019

Kesibukan dan Kebahagiaan




"Pagiku cerahku Matahari bersinar
Kugendong tas merahku di pundak"


Diatas adalah potongan bait sebuah lagu yang begitu mengasikkan,apalagi didengarkan sama anak yang akan baru memulai berang masuk kesekolah pertama kali. Lirik lagu yang indah ini di ciptakan oleh seorang ibu dan artis yang begitu sangat menginspirasi lewat karyanya selama ini yaitu Bunda Melly Goeslaw.

Disini saya bukan membahas tentang lagu yang indah diatas apalagi sampai menganalisa setiap bait lirik dalam lagu yang indah tersebut. Bagi kami yang baru pertama kali mendapatkan pengalaman pertama dalam berkeluarga pastinya moment seperti ini adalah moment yang tidak bisa di gambarkan kegembiraannya. Saya dan istri sebisa mungkin mempersiapkannya untuk menghadapi pengalam pertama ini dengan mengerahkan semua emosi yang ada, maksudnya emosi ini bukan seperti emosi yang selama ini kita artikan harus dengan tegang,shock, bahkan dengan artian marah kedalam makna emosi diatas. Walaupun tidak sedikit juga ada yang beranggapan bahwa mempersiapkan anak untuk memasuki sekolah di tahap pertama bisa membawa kerepotan sendiri bagi sebagian keluarga di Indonesia.

Baru tahap persiapan masuk sekolah saja sudah "merepotkan" belum lagi ketika pengantaran anak pertama kali ke sekolah yang sudah di tentukan. Riuh rendah persoalan pendaftaran dengan sistem yang selalu berubah seharusnya bukan menjadi persoalan pelik ketika atau sebelum kita melewati proses pendaftaran tersebut. Tapi kami bukan mempermasalahkan hal tersebut karena toh sistem yang mereka  buat pastinya sudah melewati proses yang matang, pun jika di temukan masalah dalam penerapannya akan selalu diperbaiki demi terciptanya pelayanan pada dunia pendidkan di Indonesia.

Nama anak kami Rayya Shofiyyah. Dia adalah seorang anak perempuan yang sdikit pemalu ketika baru bertemu dengan lingkungan yang baru, akan beda kasus ketika berada di lingkungan rumah, dia berubah menjadi seorang anak yang periang dan aktif. Hari pertama masuk pastinya juga menjadi pengalaman yang baru bagi anak kami. Wajahnya berubah lebih ceria ketika kami memberi tahukan bahwa dia di terima di salah satu SD (Sekolah Dasar) yang berada tidak jauh dari rumah dimana kami tinggal.



Suasana di depan gerbang Sekolah Dasar
Kumpulan para Pedagang di sekitar sekolah 
Ada wajah sangat bahagia di anak juga wajah kaku dianak ketika melewati gerbang, wajah sumringah para dewan guru yang juga berada di gerbang sampai wajah bahagia si penjual jajanan di sekitaran sekolah. Bisa dikatakan bahwa semua akan menampakkan wajah yang bahagia ktika mereka bertemu gerbang pada sub-tema pendidkan dalan alur kehidupan umat manusia dan pendidikan adalah dasar untuk membuat gerbang-gerbang selanjutkan dalam kisah kehidupan.


Hari pertama adalah keriuhan yang membahagiakan bagi semua yang merasa punya ikatan emosi dalam hal hari pertama di sekolah. Dari mulai orang tua dan beberapa elemen terkait dari Guru-guru disekolah tersebut sampai para pedagang yang mensupport kegiatan di lingkungan sekolah. 



Tapi wajah-wajah riang para orang tua hanya sampai di gerbang karena memang pengantar cukup sampai ke gerbang. Ada aturan yang tertulis bahwa pengantar cukup sampai gerbang saja. Wajah orang tua kembali berubah menjadi kecemasan apa yang akan terjadi di dalam ruang, apakah anaknya menangis atau tetap bisa mandiri menghadapi kelas pertama dalam kehidupannya karena akan berubah sesaat dalam kesehariannya. Di balik wajah cemas para pengantar ke depan pintu gerbang tetap ada wajah-wajah yang selalu sumringah yaitu para pedagang dalam kantin ataupun para penjual yang berada di luar pagar sekolah tersebut. 


Itulah mengapa selalu ada terciptanya keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.




02 Juli 2019

Tercebur Got dan Dosa Pendamping

ilustrasi (http://www.pulsk.com/65441/)



      Namanya Luqman Al Hakim biasa di panggil Hakim, anak ketiga dari 3 bersaudara. Seorang anak Laki-laki yang tingkat keaktifannya diatas rata-rata dari kedua saudarinya di saat umur yang sama. Saya dan Istri merasakan sekali perbedaan ktika kami memiliki anak laki-laki, harus lebih ektra dalam pengawasan dikesehariannya. Sudah kelihatan tingkat keaktifannya mulai dari kedua lutut yang luka samapai kepala yang "benjol-benjol".

      Ketika anak-anak berada di luar rumah mereka akan berlarian sembari melihat hewan-hewan yang umumnya berada di lingkungan rumah seperti kucing dan ayam. Bagi mereka (anak-anak) kedua hewan tersebut menjadi objek mereka untuk melihat beberapa keunikannya semisal suara ayam yang sedang berkokok sampai tingkah laku kucing yang berada di dekat mereka. Bahkan ktika bangun pagi pun anak kami langsung mencari dari mana sumber suara ayam berasal dan langsung ke arah jendela untuk melihat ke luar rumah. 

      Memberikan kebebasan bermain diluar juga adalah suatu keharusan bagi saya,mengingat anak-anak juga memiliki hak untuk menikmati dunia luar rumah selain daerah dalam rumah dengan aneka mainan plastiknya yang bisa saja bagi mereka ada rasa kebosanan dengan mainan tersebut. Setelah sering kita membaca dan bahkan saya sendiri kadang membahas bersama rekan-rekan tentang dampak smartphone yang berlebihan akhirnya saya sendiri dapat merasakan apa itu dampak dari penggunaan smartphone yang terlalau lama (baca: ketagihan). Sore kemarin cuaca sedang bersahabat beberapa hari terakhir, tidak terlalu panas. anak-anak saya beri kebebasan untuk bermain diluar rumah sperti biasanya. Dari teras rumah saya saya tetap memantau sembari melihat beberapa pemberitahuan di layar smartphone yang saya pegang.


       Sesekali menegur anak yang terlalu pinggir dengan parit disamping jalan depan rumah sembari kembali menatap layar smartpohone siapa tahu ada pemberitahuan yang muncul atau sengaja melihat layar walaupun tidak ada pemberitahuan yang masuk sperti sudah menjadi kebiasaan ktika orang memagang smartphone.Sperti ada suara air di lempar sebuah benda, sontak mata tertuju kepada anak saya yang sedang bermain di pinggir parit tadi melepaskan smartphone dari genggaman dan berkeyakinan bahwa sumber suara tersebut adalah anak saya yang terjatuh kedalam parit.

      Rasa kasian dan lucu bercampur menjadi satu, sambil mengeluarkan dari parit sembari tertawa mengingat bahwa kejadian yang menimpa anak saya tadi tidak lepas dari kecerobahan saya dalam menjaganya. Fokus terbagi antara pengawasan dan layar smartphone dan yang lebih menggelitik bahwa ktika melihat dia di parit saya  langsung mngingat gambar di meme  sosial media tentang anak-anak yang jatuh ke got.



Maafkan Bapakmu ini Nak yang fokusnya terbagi ke layar smartphone ktika mengawasimu.