02 Juli 2019

Tercebur Got dan Dosa Pendamping

ilustrasi (http://www.pulsk.com/65441/)



      Namanya Luqman Al Hakim biasa di panggil Hakim, anak ketiga dari 3 bersaudara. Seorang anak Laki-laki yang tingkat keaktifannya diatas rata-rata dari kedua saudarinya di saat umur yang sama. Saya dan Istri merasakan sekali perbedaan ktika kami memiliki anak laki-laki, harus lebih ektra dalam pengawasan dikesehariannya. Sudah kelihatan tingkat keaktifannya mulai dari kedua lutut yang luka samapai kepala yang "benjol-benjol".

      Ketika anak-anak berada di luar rumah mereka akan berlarian sembari melihat hewan-hewan yang umumnya berada di lingkungan rumah seperti kucing dan ayam. Bagi mereka (anak-anak) kedua hewan tersebut menjadi objek mereka untuk melihat beberapa keunikannya semisal suara ayam yang sedang berkokok sampai tingkah laku kucing yang berada di dekat mereka. Bahkan ktika bangun pagi pun anak kami langsung mencari dari mana sumber suara ayam berasal dan langsung ke arah jendela untuk melihat ke luar rumah. 

      Memberikan kebebasan bermain diluar juga adalah suatu keharusan bagi saya,mengingat anak-anak juga memiliki hak untuk menikmati dunia luar rumah selain daerah dalam rumah dengan aneka mainan plastiknya yang bisa saja bagi mereka ada rasa kebosanan dengan mainan tersebut. Setelah sering kita membaca dan bahkan saya sendiri kadang membahas bersama rekan-rekan tentang dampak smartphone yang berlebihan akhirnya saya sendiri dapat merasakan apa itu dampak dari penggunaan smartphone yang terlalau lama (baca: ketagihan). Sore kemarin cuaca sedang bersahabat beberapa hari terakhir, tidak terlalu panas. anak-anak saya beri kebebasan untuk bermain diluar rumah sperti biasanya. Dari teras rumah saya saya tetap memantau sembari melihat beberapa pemberitahuan di layar smartphone yang saya pegang.


       Sesekali menegur anak yang terlalu pinggir dengan parit disamping jalan depan rumah sembari kembali menatap layar smartpohone siapa tahu ada pemberitahuan yang muncul atau sengaja melihat layar walaupun tidak ada pemberitahuan yang masuk sperti sudah menjadi kebiasaan ktika orang memagang smartphone.Sperti ada suara air di lempar sebuah benda, sontak mata tertuju kepada anak saya yang sedang bermain di pinggir parit tadi melepaskan smartphone dari genggaman dan berkeyakinan bahwa sumber suara tersebut adalah anak saya yang terjatuh kedalam parit.

      Rasa kasian dan lucu bercampur menjadi satu, sambil mengeluarkan dari parit sembari tertawa mengingat bahwa kejadian yang menimpa anak saya tadi tidak lepas dari kecerobahan saya dalam menjaganya. Fokus terbagi antara pengawasan dan layar smartphone dan yang lebih menggelitik bahwa ktika melihat dia di parit saya  langsung mngingat gambar di meme  sosial media tentang anak-anak yang jatuh ke got.



Maafkan Bapakmu ini Nak yang fokusnya terbagi ke layar smartphone ktika mengawasimu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar